088. Al Ghasyiah Ayat 17 tentang Keajaiban CiptaanNya Unta
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
أَفَلَا يَنْظُرُونَ إِلَى الْإِبِلِ كَيْفَ خُلِقَتْ
Artinya : “Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana ia diciptakan.” (QS. Al-Ghaasyiyah, 88:17)
Lima puluh lima derajat celcius adalah suhu yang panas membakar. Itulah cuaca panas di gurun pasir, daerah yang tampak tak bertepi dan terhampar luas hingga di kejauhan. Di sini terdapat badai pasir yang menelan apa saja yang dilaluinya, dan yang sangat mengganggu pernafasan. Padang pasir berarti kematian yang tak terelakkan bagi seseorang tanpa pelindung yang terperangkap di dalamnya. Hanya kendaraan yang secara khusus dibuat untuk tujuan ini saja yang dapat bertahan dalam kondisi gurun ini.
Kendaraan apapun yang berjalan di kondisi yang panas menyengat di gurun pasir, harus didisain untuk mampu menahan panas dan terpaan badai pasir. Selain itu, ia harus mampu berjalan jauh, dengan sedikit bahan bakar dan sedikit air. Mesin yang paling mampu menahan kondisi sulit ini bukanlah kendaraan bermesin, melainkan seekor binatang, yakni unta.
Unta telah membantu manusia yang hidup di gurun pasir sepanjang sejarah, dan telah menjadi simbul bagi kehidupan di gurun pasir. Panas gurun pasir sungguh mematikan bagi makhluk lain. Selain sejumlah kecil serangga, reptil dan beberapa binatang kecil lainnya, tak ada binatang yang mampu hidup di sana. Unta adalah satu-satunya binatang besar yang dapat hidup di sana. Allah telah menciptakannya secara khusus untuk hidup di padang pasir, dan untuk melayani kehidupan manusia. Allah mengarahkan perhatian kita pada penciptaan unta dalam ayat berikut:
أَفَلَا يَنْظُرُونَ إِلَى الْإِبِلِ كَيْفَ خُلِقَتْ
Artinya : “Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana ia diciptakan.” (QS. Al-Ghaasyiyah, 88:17)
Jika kita amati bagaimana unta diciptakan, kita akan menyaksikan bahwa setiap bagian terkecil darinya adalah keajaiban penciptaan. Yang sangat dibutuhkan pada kondisi panas membakar di gurun adalah minum, tapi sulit untuk menemukan air di sini. Menemukan sesuatu yang dapat dimakan di hamparan pasir tak bertepi juga tampak mustahil. Jadi, binatang yang hidup di sini harus mampu menahan lapar dan haus, dan unta telah diciptakan dengan kemampuan ini.
Unta dapat bertahan hidup hingga delapan hari pada suhu lima puluh derajat tanpa makan atau minum. Ketika unta yang mampu berjalan tanpa minum dalam waktu lama ini menemukan sumber air, ia akan menyimpannya. Unta mampu meminum air sebanyak sepertiga berat badannya dalam waktu sepuluh menit. Ini berarti seratus tiga puluh liter dalam sekali minum; dan tempat penyimpanannya adalah punuk unta. Sekitar empat puluh kilogram lemak tersimpan di sini. Hal ini menjadikan unta mampu berjalan berhari-hari di gurun pasir tanpa makan apapun.
Kebanyakan makanan di gurun pasir adalah kering dan berduri. Namun sistem pencernaan pada unta telah diciptakan sesuai dengan kondisi yang sulit ini. Gigi dan mulut binatang ini telah dirancang untuk memungkinkannya memakan duri tajam dengan mudah.
Perutnya memiliki disain khusus tersendiri sehingga cukup kuat untuk mencerna hampir semua tumbuhan di gurun pasir. Angin gurun yang muncul tiba-tiba biasanya menjadi pertanda kedatangan badai pasir. Butiran pasir menyesakkan nafas dan membutakan mata. Tapi, Allah telah menciptakan sistem perlindungan khusus pada unta sehingga ia mampu bertahan terhadap kondisi sulit ini. Kelopak mata unta melindungi matanya dari dari debu dan butiran pasir. Namun, kelopak mata ini juga transparan atau tembus cahaya, sehingga unta tetap dapat melihat meskipun dengan mata tertutup. Bulu matanya yang panjang dan tebal khusus diciptakan untuk mencegah masuknya debu ke dalam mata. Terdapat pula disain khusus pada hidung unta. Ketika badai pasir menerpa, ia menutup hidungnya dengan penutup khusus.
Salah satu bahaya terbesar bagi kendaraan yang berjalan di gurun pasir adalah terperosok ke dalam pasir. Tapi ini tidak terjadi pada unta, sekalipun ia membawa muatan seberat ratusan kilogram, karena kakinya diciptakan khusus untuk berjalan di atas pasir. Telapak kaki yang lebar menahannya dari tenggelam ke dalam pasir, dan berfungsi seperti pada sepatu salju. Kaki yang panjang menjauhkan tubuhnya dari permukaan pasir yang panas membakar di bawahnya. Tubuh unta tertutupi oleh rambut lebat dan tebal. Ini melindunginya dari sengatan sinar matahari dan suhu padang pasir yang dingin membeku setelah matahari terbenam. Beberapa bagian tubuhnya tertutupi sejumlah lapisan kulit pelindung yang tebal. Lapisan-lapisan tebal ini ditempatkan di bagian-bagian tertentu yang bersentuhan dengan permukaan tanah saat ia duduk di pasir yang amat panas. Ini mencegah kulit unta agar tidak terbakar. Lapisan tebal kulit ini tidaklah tumbuh dan terbentuk perlahan-lahan; tapi unta memang terlahir demikian. Disain khusus ini memperlihatkan kesempurnaan penciptaan unta.
Marilah kita renungkan semua ciri unta yang telah kita saksikan. Sistem khusus yang memungkinkannya menahan haus, punuk yang memungkinkannya bepergian tanpa makan, struktur kaki yang menahannya dari tenggelam ke dalam pasir, kelopak mata yang tembus cahaya, bulu mata yang melindungi matanya dari pasir, hidung yang dilengkapi disain khusus anti badai pasir, struktur mulut, bibir dan gigi yang memungkinkannya memakan duri dan tumbuhan gurun pasir, sistem pencernaan yang dapat mencerna hampir semua benda apapun, lapisan tebal khusus yang melindungi kulitnya dari pasir panas membakar, serta rambut permukaan kulit yang khusus dirancang untuk melindunginya dari panas dan dingin.
Tak satupun dari ini semua dapat dijelaskan oleh logika teori evolusi, dan kesemuanya ini menyatakan satu kebenaran yang nyata: Unta telah diciptakan secara khusus oleh Allah untuk hidup di padang pasir, dan untuk membantu kehidupan manusia di tempat ini.
Begitulah, kebesaran Allah dan keagungan ciptaan-Nya tampak nyata di segenap penjuru alam ini, dan Pengetahuan Allah meliputi segala sesuatu. Allah menyatakan hal ini dalam ayat Al-quran:
إِنَّمَا إِلَهُكُمُ اللَّهُ الَّذِي لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ وَسِعَ كُلَّ شَيْءٍ عِلْمًا
Artinya : “Sesungguhnya, Tuhanmu hanyalah Allah, yang tidak ada Tuhan selain Dia. Pengetahuan – Nya meliputi segala sesuatu.” (QS. Thaahaa, 20:98)
#SumberHarunYahya.com
****************** Setiap pekan di Masjid Sendai ada kajian tafsir surah-surah pendek. Salah satu yang paling berkesan adalah pembahasan tafsir Al-Ghasiyah ayat 17-26. Seperti biasa, rujukan yang kami gunakan adalah ringkasan tafsir Ibnu Katsir. Namun dikarenakan banyak brothers dari Timur Tengah yang bercerita macam-macam, akhirnya bagian yang menarik hati saya adalah tafsir tentang unta (ayat 17) dan lanjutannya hingga ayat 20. [ayat 17] Apakah mereka tidak memperhatikan unta, bagaimana unta itu diciptakan? Unta memang tampak seperti hewan remeh temeh, tampangnya imut-imut lucu menggemaskan. Namun di balik muka lucunya itu unta menyimpan banyak sekali keistimewaan. (http://flex.phys.tohoku.ac.jp/~nugraha/islamic/unta.jpg) Kata unta: Aku cakep kan? Di antara beberapa keistimewaan unta adalah: Unta mampu bertahan tanpa makan dan minum berminggu-minggu di tengah teriknya padang pasir. Pada perang Tabuk, ketika para sahabat harus melewati sebuah gurun untuk waktu yang lama, mereka memanfaatkan unta sebagai cadangan makanan dan minuman sekaligus. Unta punya kantong air cadangan yang tidak digunakannya kecuali keadaan mendesak. Kalau bagian itu disembelih, air yang keluar masih tetap segar seperti saat awal unta meminumnya. Daging untanya tidak perlu ditanya lagi sudah tentu sangat lezat. Banyak yang tidak tahu kalau unta adalah salah satu hewan paling perasa. Kalau seseorang yang hendak menungganginya tidak berkelakuan baik, maka sang unta tidak mau ditunggangi dan cenderung malah agresif ingin menyerang si penunggang. Tapi sekalinya kita bersikap baik, maka akan mudah untuk mendapatkan hatinya sang unta (bukan hati organ pencernaan lho ya). Kaki unta sangatlah lembut. Sebagai contoh ekstrem, jika kita menaruh telur di bawah kakinya, seberat apapun si unta menginjak telur itu tidak akan pecah-pecah. Tidak ada predator utama untuk unta karena tidak ada lagi hewan sekuat dia di padang pasir. Harimau, singa, atau cheetah sekalipun mungkin sudah keburu mati kalau harus adu ketahanan hidup di tengah panasnya terik matahari. Untuk beberapa daerah gurun di Afrika memang unta mudah dimangsa oleh mereka kucing-kucing nakal itu, tapi tidak banyak. Dalam budaya Arab, unta ini memegang peranan sejarah yang sangat penting, sehingga ada sekitar 160 kata untuk "unta", beda dengan bahasa kita yang mungkin cuma 1 saja: unta/onta (ada yang lain?) Nah, salah satu maksud unta disebutkan di ayat 17 surah Al-Ghasiyah ini adalah sebagai contoh yang mudah dipahami tentang begitu istimewanya ciptaan Allah. Yang menarik dan menjadi pengetahuan baru buat saya dari kajian tafsir ini adalah kaitan unta dengan ayat selanjutnya. [ayat 18] Dan langit, bagaimana ditinggikan?[ayat 19] Dan gunung-gunung, bagaimana ditegakkan? [ayat 20] Dan bumi, bagaimana dihamparkan? Kalau seorang joki mau menunggangi unta, pertama kali dia duduk dan sang unta mau berdiri itu secara alami sebenarnya si joki bakal menghadap ke arah langit, maka diperintahkanlah untuk merenungi penciptaan langit. Kemudian pada saat unta berjalan, si joki bakal melihat sekeliling gurun pasir ada banyak gunung, maka diperintahkanlah untuk merenungi penciptaan gunung. Demikian pula ketika unta berhenti dan akan duduk lagi, secara alami si joki bakal mengikuti unta untuk menghadap ke arah tanah, maka diperintahkanlah untuk merenungi penciptaan bumi yang terhampar. Subhanallah... Memang tidak ada lagi kalimat yang seindah dan sedalam makna Al-Quran firman Allah Ta'ala.
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/artnugr